◦ KEGUNAAN ETIL ASETAT


1. Sebagai bahan pelarut cat dan bahan baku pembuatan plastik.
2. Untuk kebutuhan industri farmasi.
3. Sebagai bahan baku bagi industri tinta cetak.
4. Sebagai bahan baku bagi pabrik parfum, flavor, kosmetik, dan minyak atsiri.

◦ FERMENTASI

Fermentasi Pada mulanya istilah fermentasi hanya digunakan untuk menunjukkan proses pembuatan anggur. Dalam proses tersebut dihasilkan gelembunggelembung gas seperti adanya gelembung gas pada air yang mendidih. Sejalan dengan perkembangan ilmu kimia pada waktu itu, maka dapat diketahui bahwa pada fermentasi anggur terjadi penguraian gula menjadi etanol dan CO2 (Timotius, 1982). Fermentasi berasal dari bahasa latin fervere yang artinya mendidih dan digunakan untuk menggambarkan penampakan menarik dari sari anggur yang terfermentasi. Fermentasi pertama kali dikemukakan secara ilmiah oleh ahli kimia Prancis Louis Pasteur, yaitu proses peruraian gula menjadi alkohol dan karbondioksida yang disebabkan aktivitas sel-sel khamir dalam keadaan tanpa udara (Sa’id, 1987). Meskipun pada dasarnya fermentasi dapat berlangsung menggunakan enzim tetapi sampai saat ini, industri fermentasi yang besar masih memanfaatkan mikroorganisme, antara lain karena cara ini jauh lebih mudah dan murah. Untuk mengisolasi enzim yang murni memerlukan biaya yang mahal dan ketelitian yang tinggi. Mikroba yang digunakan dalam proses fermentasi antara lain: khamir, kapang dan bakteri (Winarno, 1984). Penjelasan Pasteur disempurnakan oleh Buchner yang menunjukkan bahwa fermentasi dapat berlangsung dalam larutan gula yang ditambah dengan cairan yang diekstraksi dari sel-sel khamir yang sudah mati. Dari ribuan macam spesies mikroorganisme yang mampu melakukan proses fermentasi hanya beberapa puluh saja yang dipilih karena kemampuannya melakukan aktivitas melalui jalur yang dikehendaki sehingga memudahkan dalam kontrol proses. Misalnya, dari ratusan spesies khamir, bakteri dan kapang yang mampu menghasilkan alkohol hanya dua atau tiga spesies yang dipakai dalam industri, karena keunggulannya dalam hal kecepatan fermentasi, toleransi terhadap alkohol dan konsentrasi gula yang tinggi dan hasil alkohol yang banyak. Beberapa organisme tertentu memiliki lebih dari satu aplikasi industri. Sebagai contoh adalah khamir yang menghasilkan alkohol dan gliserol dari gula, mengembangkan adonan roti, serta sebagai sumber protein, vitamin dan enzim. Contoh yang khas adalah Saccharomyces cerevisiae, khamir yang memang umum dikenal, Aspergillus niger yang memproduksi asam sitrat, asam glukonat, asam oksalat, amilase dan dalam sintesa-sintesa vitamin, serta Lactobacillus delbrueckii yang digunakan dalam produksi asam laktat (Sa’id, 1987). Umumnya kata fermentasi diartikan untuk semua kegiatan yang menunjukkan pada berbagai aksi mikrobial. Tetapi dalam mikrobiologi, “fermentasi” dimaksudkan sebagai aksi mikrobial tertentu dan jelas. Dalam sitologi organisme tinggi, fermentasi berarti proses-proses biokimia yang karakteristiknya sama dengan fermentasi mikrobial (Sa’id, 1987).


◦ Faktor-faktor yang mempengaruhi fermentasi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses fermentasi menurut Desroisier (1998), antara lain:


1) Media Pada umumnya bahan dasar yang mengandung senyawa organik terutama glukosa dan pati dapat digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi bioethanol (Prescott and Dunn, 1959).

2) Suhu optimum bagi pertumbuhan Saccharomyces cereviseae dan aktivitasnya adalah 25-35˚C. suhu memegang peranan penting, karena secara langsung dapat mempengaruhi aktivitas Saccharomyces cereviseae dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kadar etanol yang dihasilkan (Prescott and Dunn, 1959). Pada penelitian ini pertumbuhan Saccharomyces cereviseae dijaga pada suhu 27oC (Rhonny A., dan Danang J.W, 2003).

3) Nutrisi Selain sumber karbon, Saccharomyces cereviseae juga memerlukan sumber nitrogen, vitamin dan mineral dalam pertumbuhannya. Pada umumnya sebagian besar Saccharomyces cereviseae memerlukan vitamin seperti biotin dan thiamin yang diperlukan untuk pertumbuhannya. Beberapa mineral juga harus ada untuk pertumbuhan Saccharomyces cereviseae seperti phospat, kalium, sulfur, dansejumlah kecil senyawa besi dan tembaga (Prescott and Dunn,1959).

4) pH substart alah satu faktor yang menentukan kehidupan saccharomyces cerevisae. Salah satu sifat saccharomyces cerevisae bahwa prertumbuhan dapat berlangsung dengan baik pada kondisi pH 4-6 (Prescott and dunn).

5) Volume starter dapat menghasilkan kadar alcohol yang relative tinggi (Monick, J. A., 1968). Penambahan volume starter yang sesuai pada proses fermentasi adalah 5% dari volume fermentasi (Prescott and Dunn, 1959). Volume starter yang terlalu sedikit akan mengakibatkan produktivitas menurun karena menjadi lelah dan keadaan ini memperbesar terjadinya kontaminasi. Peningkatan volume starter akan mempercepat terjadinya fermentasi terutama bila digunakan substrat berkadar tinggi. Tetapi jika volume starter berlebihan akan mengakibatkan hilangnya kemampuan bakteri untuk hidup sehingga tingkat kematian bakteri sangat tinggi.

6) Waktu fermentasi Waktu fermentasi yang normal yaitu 3-14 hari, jika waktunya terlalu cepat, bakteri saccharomyces cerevisae masih dalam masa pertumbuhan, dan jika terlalu lama maka bakteri akan mati dan etanol yang dihasilkan tidak maksimal.

7) Substrat Mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan.

Makasseeeehhhh:D