Action Plan
Adanya sosialisasi yang baik ke masyarakat dari pemerintah mengenai wabah dan gejala dari penyakitnya tersebut memiliki peluang lebih besar untuk meminimalisir terjadinya penyebaran kepada manusia, sosialisasi ini dilakukan oleh pemerintah daerah terutama sistem pemerintahan yang bertugas langsung ke masyarakat, baik RT RW maupun lembaga kesehatan setempat (puskesmas) dan juga mensosialisasikan adanya gerakan pembatasan sosial bagi seluruh masyarakat.
2. Penanganan khusus bagi yang mengalami gejala yang sama yang ditimbulkan dari penyakit tersebut
Adanya pemantauan khusus yang dilakukan pemerintah bagi masyarakat nya yaitu, dengan cara melakukan pengecekan kesehatan kepada masyarakat nya dan juga penerimaan laporan atau keluhan sakit dari masyarakat yang dilakukan dengan intensif dan masiv.
3. Adanya larangan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan yang bersifat masal yang meliputi kegiatan kontak fisik
Perlu diingat, meskipun tinggal serumah dengan penderita kolera dapat meningkatkan risiko seseorang untuk menderita kolera, penyakit kolera tidak menular dari orang ke orang secara langsung. Hal ini dikarenakan bakteri kolera tidak dapat masuk ke dalam saluran pencernaan, kecuali bersama makanan atau air. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, maka dilakukannya larangan melakukan kegiatan massal.
4. Membentuk tim khusus untuk menekan penyebaran virus kolera
Pembentukan tim khusus begitu penting dan didesak oleh masyarakat. Salah satu contoh, kasus babi yang terkena kolera di daerah Sumut. Pemerintah segera membentuk tim khusus yang melibatkan para stakeholder seperti Dinas Peternakan, Dinas Kesehatan dan lain lain yang terkait guna mengantisipasi terjangkitnya dan meluasnya wabah virus kolera ini.
5. Pemberian Vaksin
Pemberian vaksin secara massal dilakukan oleh pemerintah. Vaksin yang digunakan adalah vaksin kotipa. Vaksin ini merupakan kombinasi dari vaksin kolera, tifus dan paratifus. Pemberian vaksin pun tidak sembarang dilakukan. Perlu dosis khusus sesuai dengan usia.